Kualitas Air dan Komunitas Plankton Pada Tambak Pesisir Kabupaten Subang Jawa Barat

Dinno Sudinno
Iis Jubaedah
Pigoselpi Anas

Abstract

Kabupaten Subang merupakan salah satu wilayah pesisir dengan luas 333,57 km2 atau sekitar 16% dari luas seluruh Kabupaten Subang, memiliki hutan mangrove dan sangat potensial untuk pengembangan usaha budidaya. Telah dilakukan penelitian di tambak silvofishery kawasan pesisir Kabupaten Subang pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana Kualitas air pada Tambak Silvofishery dan bagaimana komunitas plankton pada Tambak Silvofishery Pesisir Kabupaten Subang Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengamatan dilakukan pada 6 (Enam) stasiun pengamatan di Kecamatan Blanakan. Analisa Data terdiri dari analisis kualitas air dan indeks diversitas plankton. Hasil penelitian menunjukan Parameter kualitas air suhu, salinitas, pH, kecerahan, TSS, NO2, NO3, PO4 , DO, BOD dan COD nilainya di semua stasiun memenuhi nilai baku mutunya masing-masing. Sedangkan parameter NH3 dan NO3 di semua stasiun telah melebihi nilai baku mutunya masing masing. Komunitas plankton pada 6 (enam) stasiun pengambilan contoh di tambak Subang mendapatkan data plankton secara keseluruhan berjumlah 13 jenis, terdiri dari 10 jenis fitoplankton dan 3 jenis zooplankton. Pada masing-masing stasiun menunjukkan bahwa jumlah taksa berkisar antara 6 hingga 13 jenis, dengan kelimpahan total berkisar antara 400 hingga 2020 individu/liter. Hasil penghitungan indeks diversitas menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman komunitas plankton pada tambak yang bermangrove secara keseluruhan tergolong rendah yakni dari 1,2299 sampai 1,2731. Sedangkan pada tambak yang tidak bermangrove secara keseluruhan tergolong sangat rendah yakni dari 0,3509 sampai 0,7374. dan Fitoplankton yang mendominasi adalah divisi Chrysophyta.

Keywords

Kabupaten Subang; kualitas air; plankton; silvofishery; tambak

Full Text:

PDF

References

Akrimi, Subroto G. 2000. Tehnik pengamatan kualitas air dan plankton di reservat danau Arang Arang Jambi. Buletin Tehnik Pertanian volume 7 nomor 2, 2002

Barus, T.A. 2004. Faktor-Faktor Lingktjngan Abiotik Dan Keanekaragaman Plankton Sebagai Indikator Kualitas Perairan Danau Toba. Manusia dan Lingkungan, Vol. XI, No. 2, Juli 2004, hal. 64-72 Pusat Studi Lingkungan Hidup, Universitas Gadjah Moda

Bengen, D.G. 2000. Sinopsis Teknik Pengambilan Contoh dan Analisis Biofisik Sumberdaya Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL).IPB

Boyd, C.E. 1982. Water Quality Management For Pond Fish Culture. Elsevier Scienctific Publishing Company. Alabama. USA.318 Pages.

Goldman, C. R. and A. J. Horne. 1983. Limnology. McGraw Hill International Book Company. Tokyo. 464 p.

Handayani. D. 2009. Kelimpahan dan Keanekaragaman Plankton di Perairan Pasang Surut Tambak Blanakan, Subang. Skripsi, Jurusan Biologi. UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta.

Hardjowigeno, S.W. 2001. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Tanah. Fakultas Pertanian. IPB.

Heriyanto NM. 2010. Keragaman Plankton dan Kualitas Perairan di Hutan MangroveBuletin Plasma Nutfah Vol.18 No.1 Th.2012

Holt EA dan Miller SW. 2010. Bioindicators: Using Organisms to MeasureEnvironmental Impacts. Nature Education Knowledge 3(10):8.

Indryani, M. 2005. Struktur Komunitas Diatom dan Dinoflagelata Pada Beberapa Daerah Budidaya di Teluk Hurun, Lampung. Skripsi: Program Studi Biologi. Universitas Negeri Jakarta. Jakarta

Kamali, D. I. 2004. Kelimpahan Fitoplankton pada Keramba Jaring Apung di Teluk Hurun, Lampung. Skripsi: Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan. Institut Pertanian Bogor.

Lung, W.S. 1993. Water Quality Modelling; Application to Estuaria. Vol II CRC Press. Florida.

Makmur, rachmansyah, Mat fahrur. 2010. Hubungan antara kualityas air dan plankton di tambak Kabupaten Tanjung Jabung barat provinsi Jambi. Proseding forum inovasi teknologi akuakultur 2011

Mat Fahrur, Makmur, Rachmansyah. 2012.DinamikaKualitas Air Dan Hubungan Kelimpahan Plankton Dengan Kualitas Air Di Tambak Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. Prosiding Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2012

Naamin, N. 1991. Penggunaan Huan Mangrove untuk Budidaya Tambak Keuntungan dan Kerugian. Dalam Prosiding Seminar IV Ekosistem Hutan Mangrove MAB Indonesia LIPI. Bandar Lampung.

Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.

Nuryanto, A. 2003. Silvofishery (Mina Hutan): Pendekatan Pemanfaatan Hutan Mangrove Secara Lestari. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana / S3. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Nybakken,j. W. (1988). Biologi Laut. SuatuPendekatan Ekologis. Jakarta : Gramedia.

Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Penerjemah: Samingan, T. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pirzan,A.M. Pong Masak P.R. 2008. Hubungan produktifitas tambak dengan keberagaman Fitoplankton di Sulawesi Selatan. J. Ris. Akuakultur,2(2)

Poole, R.W. 1974. An Introduction to Quantitative Ecology. Mc. Graw Hill Kogakusha, Ltd. Tokyo. 325 Pages

Sugianto. 1994. Ekologi Kuantitatif Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Airlangga University – Press. Surabaya

Tania S A , Saptami UE. 2014. Analisis Hubungan Kualitas Air Terhadap Komunitas Zooplankton dan Ikan di Danau Hanjalutung. Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol 3. No. 2. Desember 2014

T. Budiardi, I. Widyaya dan D. Wahjuningrum 2007. Hubungan Komunitas Fitoplankton Dengan Produktivitas Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Di Tambak Biocrete. Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 119–125

Refbacks

  • There are currently no refbacks.