Kinerja Penyuluh Perikanan Swadaya di Kabupaten Bogor

Noor Piito Sari Nio Lita
Azam Bachur Zaidy

Abstract

Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kinerja Penyuluh Perikanan Swadaya dalam melaksanakan tugasnya, dan untuk menganalisis faktor yang terkait dengan kinerja Penyuluh Perikanan Swadaya Penelitian menggunakan metode pendekatan deskriptif. Metode Pendekatan dekskriptif yang digunakan bersifat kualitatif dan kuantitatif dengan analisis Regresi berganda. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kinerja Penyuluh Perikanan Swadaya di Kabupaten Bogor secara keseluruhan berada dalam kategori relatif baik. Hal ini disebabkan tingginya beberapa aspek kinerja, yaitu: kegiatan penyuluhan, pelaporan dan menyampaikan informasi teknologi. Faktor karakteristik internal Penyuluh Perikanan Swadaya yang mempengaruhi kinerja adalah: tingkat pendidikan formal dan pengalaman usaha, sementara yang tidak mempengaruhi adalah usia dan motivasi. Faktor karakteristik eksternal Penyuluh Perikanan Swadaya yang mempengaruhi kinerja adalah: pemanfaatan sarana dan prasarana, serta dukungan biaya, yang tidak mempengaruhi adalah penghargaan dan jarak tempat tinggal/keterjangkauan. Faktor kompetensi yang berpengaruh terhadap kinerja Penyuluh Perikanan Swadaya adalah kemampuan penguasaan teknologi dan kemampuan bekerjasama, sedangkan pengelolaan program dan kegiatan penyuluhan, serta kemampuan komunikasi tidak mempengaruhi.

Keywords

karakteristik, kinerja Penyuluh Perikanan Swadaya, kompetensi

Full Text:

PDF

References

Anonimus. 2014. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 31 Tahun 2014

Bahua MI, Jahi A, Asngari PS, Saleh A, dan Purnaba GP. 2010. Faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian dan dampaknya pada perilaku petani jagung di Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah Agropolitan 3 (1):293-303.

Fatchiya A. 2010. Tingkat kapasitas pembudidaya ikan dalam mengelola usaha akuakultur secara berkelanjutan. Jurnal Penyuluhan Vol. 6 (1):74-83.

Hamzah I. 2011. Faktor penentu kinerja penyuluhan di Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara. Tesis.Bogor. Sekolah Pasca Sarjana, IPB.

Hanan A, Pulungan I, Lumintang, RWE. 2005. Beberapa faktor yang berhubungan dengan diakuinya seseorang sebagai pemimpin opni dan manfaatnya untuk kegiatan penyuluhan. Jurnal Penyuluhan. Vol. 1 (1): 7-12.

Herbenu PC. 2007. Pengembangan sumberdaya petugas penyuluh lapangan PPL pertanian guna menghadapi persaingan dan meraih peluang kerja. Jurnal Ilmi-Ilmu Pertanian. Vol. 3 (1): 1-11.

Indraningsih KS, BG Sugihen, P Tjitropranoto, PS Asngari, H Wijayanto. 2010. Kinerja penyuluh dari perspektif petani dan eksistensi penyuluh swadaya sebagai pendamping penyuluh pertanian. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. Vol. 8 (4): 303-321.

Mardikanto T. 2014. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta. UNS Press. Marliati, Sumardjo, Asngari PSA

Prabowo, dan Asep. 2008. Faktorfaktor penentu peningkatan kinerja penyuluh pertanian dalam memberdayakan petani: kasus di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Penyuluhan. Vol. 4 (2): 92- 99.

Marius JA, Sumardjo, Slamet M dan Asngari PA. 2007. Pengaruh faktor internal dan eksternal penyuluh terhadap kompetensi penyuluh Di Nusa Tenggara Timur. Jurnal Penyuluhan. Vol. 3 (2): 78-89.

Mujiburrahmad. 2014. Kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Sapar. 2011. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja penyuluh pertanian dan dampaknya pada kompetensi petani kakao di empat wilayah Sulawesi Selatan. Disertasi. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.